
RESTORASITV.COM – Sungguh memprihatinkan! kecelakaan kapal layar motor yang dialami KLM Amanda Nusa Bahari di perairan Desa boyong pate Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara hingga kini belum mendapatkan bantuan.
Ironisnya, muatan barang berupa kopra yang belum sempat di evakuasi, justru di jarah orang yang tidak bertanggung. Diduga para pelaku adalah masyarakat desa sekitar.
Dari informasi dan pantauan dilapangan sejak pagi terlihat banyak masyarakat mendekati pantai dimana kapal KLM Amanda Nusa Bahari karam di perairan Desa boyong pate ongkaao 2. tak lama kemudian puluhan masyarakat tersebut mulai bergerak masuk kebangkai kapal dan mengambil barang berupa karung yang diberikan kopra.
Kejadian ini sungguh tidak berperikemanusiaan karena bukannya membantu orang yang kena musibah mala mereka justru menjara barang yang ada di atas kapal yang tengah karam.
Atas kejadian tersebut belum ada tindakan dari aparat keamanan setempat. Untuk mengamankan sekitar lokasi kejadian guna mencegah penjarahan yang lebih masif
Sebelumnya di ketahui, kapal layar motor KLM Amanda Nusa Bahari terdampar di perairan boyong pente Sejak tanggal 23 maret 2025. Kapal tersebut karam akibat mengalami pata kemudi karena cuaca buruk.
Kapal kemudian akhirnya tenggelam karena diduga kelebihan muatan sehingga tidak mampu menahan beban saat cuaca buruk di tengah pelayaran.
Dari loporan yang diterima, sebanyak 9 orang Anak Buah dan 1 nakoda kapal berhasil di evaluasi oleh nelayan setempat dalam keadaan selamat.
Kapal ini berasal dari kabupaten Donggala Sulawesi tengah tujuan Bitung Sulawesi Utara dengan muatan komoditi kopra.
Lambatnya penanganan oleh pihak pemilik dan aparat keamanan membuat kapal di jara masyarakat sehingga berpotensi mengalami kerugian yang cukup besar
Agus selaku nahkoda kapal KLM Amanda Nusa Bahari mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena keselamatan mereka terancam. Bahakan Babinsa Setempat sudah mengeluarkan tembakan peringatan namun warga tidak peduli dan tetap melakukan penjarahan.
“Kami hanya bisa pasrah menyaksikan penjarahan berlangsung. Nyawa kami terancam sehingga tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan dari Koramil Setempat sudah melakukan tindakan peringatan tapi tidak diindahkan warga.” Tutur Agus. *(rtv_Jemfri)