Mamuju, restorasitv.com – pasca peristiwa banjir yang memutuskan jembatan Kabe’ sebagai salah satu akses penghubung ribuan masyarakat di tiga Desa di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, yakni Desa Leling, Desa Leling Utara dan Desa Barat, kondisinya masih memprihatinkan. Ironisnya, bantuan bencana dari pemerintah telah di hentikan di tengah kondisi masyarakat masih terisolasi.
Selain menyulitkan penyebrangan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga berpengaruh terhadap turunnya harga buah sawit karena akses jalan untuk pengangkutan buah sawit ke pabrik terdekat Milik PT Manakarra Unggul Lestari masih terputus.
Menurut anggota komisi satu DPRD Kabupaten Mamuju yang merupakan representasi masyarakat tommo, Nurdin Tolla, seharusnya bantuan bencana dari pemerintah tidak dihentikan dulu sampai kondisi masyarakat sudah betul-betul normal.
Beberapa hal disampaikan Nurdin terkait kondisi masyarakat yang terdampak banjir, di antaranya, perlu ada perhatian pemerintah terhadap terhadap kondisi akses jembatan kabe’ di Desa Leling Barat sebagai solusi sementara apakah itu berupa jembatan darurat atau pincara.
Hal ini penting di sediakan untuk kelancaran aktivitas pendidikan bagi anak-anak SMP dan SMA yang bersekolah di Desa Kakulasan, Termasuk mengantisipasi masyarakat yang sakit dan hendak di rujuk ke RSUD di Mamuju.
Sala satu toko masarakat Leling, Alimin yang juga mantan Kepala Desa Leling mengatakan sebaiknya pemerintah Kabupaten Mamuju segera memikirkan masarakat yang terisolasi terutama anak sekolah yang bersekolah menyebrangi jembatan Kabe’.
Alimin berharap Pjs Bupati Mamuju dan Pj. Gubernur Sulbar segera membuatkan jembatan darurat atau perahu penyebrangan karena sekarag banyak anak sekolah yang tidak pergi ke sekolah karna biaya penyebrangan mencapai 20 ribu pulang pergi.
“Sudah 17 hari masyarakat Leling dengan jumlah jiwa sekitar 1000 Kesulitan kebutuhan sehari hari, Seperti Sembako dan lainnya, karena tidak ada akses ke luar atau kepasar.” jelas Alimin
Lanjut Alimin, Walau jembatan kabe’ sudah dalam proses perbaikan oleh PT Manakarra Unggul Lestari atau PT MUL tetapi masih akan memerlukan waktu yang lama untuk bisa digunakan.
“Saat ini PT Mul masih menunggu bantuab Crane dari pemda untuk bisa mengangkat badan jembatan dengan kapasitas 50 ton.” Ujar Alimin. (*Ancu)