
MAKASSAR, RESTORASITV.COM – Perwakilan enam agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Makassar menyerukan kepada semua pihak untuk menjaga kondusivitas dan tidak mudah terprovokasi.
Dan juga 7 ormas keagamaan (OKP Lintas Iman Sulawesi Selatan, juga menyampaikan pernyataan sikap atas perkembangan dinamika politik dan keamanan beberapa hari terakhir ini.
Imbauan ini dikeluarkan menyusul kericuhan yang terjadi setelah aksi demonstrasi di tiga titik pada Jumat (29/8/2025) malam, yang mengakibatkan adanya 4 korban jiwa dan kerusakan fasilitas umum (Fasum).
Enam perwakilan agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Makassar dan 7 Ormas Keagamaan menyampaikan seruan damai kepada demonstran.
Pernyataan Keprihatinan dan Himbauan tersebut dengan Nomor: 031/FKUB-MKS/VIII/2025 yang ditandatangani Ketua, Prof. Dr.H.Arifuddin Ahmad, M.Ag dan Sekretaris Dr.H. Usman Sofian, MA.
Ketua FKUB Kota Makassar menyampaikan enam poin pernyataan keprihatinan dan himbauan bersama perwakilan enam agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan OPD terkait.
“Menanggapi peristiwa aksi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir yang menimbulkan korban dan kerusakan, maka, kami Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Makassar mengimbau dan menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat kota Makassar,” ujarnya, Sabtu 30 Agustus 2025.
Ada enam poin yang disampaikan FKUB menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 4 ASN Kota Makassar dan Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yan dilindas mobil taktis Brimob.
“Semoga almarhum diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan,” ucapnya prihatin.
Poin pertama seruan FKUB Kota Makassar, agar semua pihak hendaknya dapat menahan diri dan menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengganggu harmoni kebangsaan.
Poin kedua, FKUB menyerukan agar para elit politik dan pengambil kebijakan lebih peka dan mendengar aspirasi masyarakat, memperlihatkan keteladanan, keserderhanaan, empati serta kepedulian yang tinggi terhadap kehidupan sosisl masyarakat.
Poin keempat, FKUB meminta kepada aparat keamanan yang bertugas untuk selalu bersikap sabar, bijaksana dalam menangani aksi massa yang menyampaikan aspirasi dengan mengedepankan pendekatan persuasif.
Point kelima, FKUB mengajak seluruh masyarakat Kota Makassar untuk senantiasa menjaga kondusifitas, kerukunan, memupuk rasa persaudaraan dan saling SIKATUTUI ditengah-tengah perbedaan yang ada.
Terakhir, FKUB mengajak agar majelis-majelis Agama kiranya menyerukan kepada umat masing-masing, agar melakukan ibadah dan doa untuk keselamatan bangsa, khususnya keselamatan Kota Makassar.
Sementara pernyataan sikap 7 OKP Sulawesi Selatan terdiri atas para ketua ormas lintas agama yakni, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulsel, H Rusdi Idrus, Albert Palangda Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristrn Indonesia Sulsel, Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu Ibdonesia Sulsel Candra Guna Laksana, Enrique Justine Sun Ketua Generasi Muda Buddhis Indonesia Sulsel, Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel Heriwawan, Erika Tansil Ketua Pemuda Katolik Komda Sulsel dan Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Sulsel Alfon Romio Limbunan.
“Kita ini sedang dalam rangka recovery ekonomi, jangan sampai dana teralokasikan untuk merecovery gedung-gedung yang sudah bagus. Tentunya akan membuang-buang anggaran percuma untuk merecovery gedung-gedung yang kita rusak sendiri,” pesan H. Arifuddin Ahmad.
Selain itu FKUB dan Ormas Keagamaan Di Sulsel juga menyoroti maraknya upaya adu domba di media sosial. Masyarakat diimbau untuk cerdas dan memverifikasi setiap informasi yang diterima.
Mereks berharap agar para tokoh masyarakat dan agama juga diharapkan dapat menenangkan umatnya, bukan justru menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya.
“Harapan kami di level-level tokoh agama dan pemuda ini juga bisa menyeimbangkan semua umatnya, jangan sampai justru malah membuat status-status yang mungkin itu belum tentu benar,” tambah mereka.
Selain itu, mereka menambahkan perlu ada perhatian khusus kepada kalangan pelajar dan mahasiswa yang rentan terprovokasi. Ia menekankan pentingnya peran keluarga untuk memberikan pemahaman agar tidak ikut dalam aksi-aksi yang berpotensi ricuh. *(rtv_Megasari/Yustus)