
RESTORASITV.COM – Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan dana bantuan untuk kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh alumni Kagamadok. Kegiatan ini dalam bentuk Seminar yang diadakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2025 di Aula Puskesmas Tanralili, bekerja Sama Alumni UGM, PPNI DPD Maros, dan PPNI DPK Puskesmas Tanralili.
Bertindak sebagai ketua kompartemen, Saharuddin, S.Kep., Ners., M.Kep. dan Evi Kusmayanti, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai ketua Panitia.
Seminar ini mengangkat tema terapi edukasi musik gambus khas Makassar sebagai tindakan komplementer dalam keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien tuberkulosis (TB).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, seperti perwakilan DPD PPNI Kabupaten Maros, DPK puskesmas Tanralili, perwakilan Dinas kesehatan, pasien TB, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan.
Seminar ini juga menghadirkan pembicara berpengalaman di bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat. Di antaranya adalah Dr. Ns. Husni Machmuddin, S.KM., S.Kep., M.Kes sebagai ketua DPD PPNI Kabupaten Maros., dan perwakilan dari Dinas Kesehatan l Hasan Rahim, S.Kep., Ners., MARS.
Dalam Seminar ini, turut pula tim memberikan Materi yang dibawakan Saharuddin, S.Kep., Ners., M.Kep., yang merupakan alumni UGM tahun 2018, dan Renaldi Muntaha, S.Kep., Ners., M.Kep , alumni UGM tahun 2020.
Dalam seminar ini, para pembicara membahas manfaat terapi musik gambus bagi pasien TB. Musik gambus dipercaya memiliki efek relaksasi dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi tingkat stres serta meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Pasien TB yang hadir dalam seminar ini sangat antusias dengan metode terapi musik gambus yang diperkenalkan. Beberapa peserta bahkan berbagi pengalaman pribadi mereka mengenai bagaimana musik dapat membantu dalam proses pemulihan mereka.
Para kader kesehatan yang hadir dalam seminar ini mendapatkan pemahaman baru mengenai terapi musik sebagai salah satu pendekatan holistik dalam keperawatan. Mereka diharapkan dapat menerapkan pengetahuan ini dalam komunitas masing-masing untuk membantu pasien TB.
Tenaga kesehatan juga memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai manfaat terapi musik dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Seminar ini menjadi ajang diskusi yang produktif mengenai bagaimana terapi non-farmakologis dapat berperan dalam proses penyembuhan pasien TB.
Salah satu sesi menarik dalam seminar ini adalah demonstrasi langsung terapi musik gambus. Beberapa musisi lokal memainkan musik gambus secara langsung, sementara para peserta diminta untuk merasakan efeknya terhadap suasana hati dan kenyamanan mereka.
Hasil diskusi dalam seminar ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat dikombinasikan dengan pendekatan medis untuk memberikan dampak yang lebih baik bagi pasien TB. Musik membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pemulihan mereka.
Selain itu, seminar ini juga membahas pentingnya pendekatan multidisiplin dalam perawatan pasien TB. Kolaborasi antara tenaga kesehatan, kader kesehatan, dan komunitas sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas terapi musik dalam keperawatan.
Para peserta seminar sangat mengapresiasi kegiatan ini karena memberikan wawasan baru dan alternatif terapi yang dapat digunakan dalam praktik sehari-hari. Mereka juga berharap agar seminar serupa dapat terus diadakan di masa mendatang.
Ketua Kompartemen, Saharuddin, mengatakan bahwa keberhasilan seminar ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk alumni UGM dan Dinas Kesehatan. Ia berharap agar terapi musik gambus dapat diterapkan secara lebih luas dalam pelayanan kesehatan.
Dukungan dari UGM dalam pendanaan kegiatan ilmiah seperti ini menunjukkan komitmen universitas dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi alumni untuk berkontribusi secara nyata dalam masyarakat.
Kegiatan ini sekaligus menjadi rangkaian dalam peringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Perawat Nasional Indonesia (HUT PPNI), yang merupakan momen penting bagi seluruh perawat di Indonesia dan diperingati setiap tahunnya. Momentum ini menjadi ajang refleksi dan apresiasi terhadap peran perawat dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
Dengan adanya seminar ini, diharapkan semakin banyak tenaga kesehatan yang memahami manfaat terapi musik dalam perawatan pasien TB. Langkah ini dapat menjadi awal bagi pengembangan terapi musik sebagai bagian dari layanan kesehatan yang lebih holistik.
Secara keseluruhan, seminar ini memberikan dampak positif bagi pasien, tenaga kesehatan, dan kader kesehatan. Dengan semangat yang tinggi dari semua peserta, diharapkan inovasi dalam perawatan pasien TB terus berkembang demi meningkatkan kualitas hidup mereka. *(rtv)